HomeOur ProductBimbingan Standar PPI Bagi Fasyankes

Bimbingan Standar PPI Bagi Fasyankes

Proposal Kegiatan yang Relevan untuk Seluruh Rumah Sakit, Klinik, dan Puskesmas di Indonesia

I. Ringkasan Eksekutif

Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia merupakan struktur bertingkat yang kompleks, dengan rumah sakit, klinik, dan puskesmas memainkan peran penting dalam memberikan layanan kepada populasi yang tersebar di ribuan pulau. Proposal ini bertujuan untuk menguraikan kegiatan yang relevan untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi pelayanan kesehatan di seluruh spektrum fasilitas ini. Tantangan signifikan yang dihadapi sistem kesehatan Indonesia meliputi keterbatasan pendanaan, infrastruktur yang tidak memadai, kekurangan sumber daya manusia, masalah pengendalian infeksi, dan variasi dalam standar kualitas. Kegiatan yang diusulkan dalam laporan ini dirancang untuk mengatasi tantangan-tantangan ini secara komprehensif, dengan fokus pada penguatan program pengendalian infeksi, peningkatan standar kualitas dan akreditasi, pemberdayaan layanan kesehatan primer melalui puskesmas, pengembangan kapasitas sumber daya manusia, dan pemanfaatan teknologi. Implementasi kegiatan-kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan hasil kesehatan, mengurangi kesenjangan dalam akses pelayanan, dan berkontribusi pada tercapainya Universal Health Coverage di seluruh Indonesia.

II. Pendahuluan: Lanskap Pelayanan Kesehatan Indonesia

  • Gambaran Umum Sistem Pelayanan Kesehatan Indonesia:
    Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia tersusun dalam beberapa tingkatan, di mana rumah sakit berperan sebagai fasilitas rujukan tingkat lanjut (tersier), menengah (sekunder), dan pertama (primer), klinik menyediakan layanan rawat jalan baik swasta maupun spesialis, dan puskesmas berfungsi sebagai pusat kesehatan masyarakat di tingkat kecamatan 1. Indonesia memiliki lebih dari 26.000 fasilitas kesehatan, termasuk sekitar 2.000 rumah sakit, 9.000 puskesmas dan klinik swasta, 1.100 klinik gigi, dan 1.000 optik 2. Namun, penyediaan layanan kesehatan di negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau, di mana sekitar 6.000 di antaranya berpenghuni, menghadirkan tantangan logistik yang unik 3. Sebaran geografis populasi yang luas menyulitkan upaya untuk menstandardisasi praktik dan memastikan akses yang merata ke layanan kesehatan berkualitas.
  • Pemangku Kepentingan Utama dalam Pelayanan Kesehatan Indonesia:
    Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memegang peranan sentral dalam menetapkan kebijakan, regulasi, dan mengelola program-program kesehatan nasional 5. Berbagai organisasi profesi juga memainkan peran penting, termasuk Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) yang merupakan organisasi induk resmi bagi seluruh asosiasi rumah sakit di Indonesia 7. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) adalah badan akreditasi medis nasional yang berupaya memperkuat kapasitas tenaga kesehatan 9. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah organisasi profesi perawat yang berfungsi sebagai wadah pemersatu dan pengembang perawat di Indonesia 11. Ikatan Bidan Indonesia (IBI) merupakan forum bagi bidan dalam mencapai tujuan melalui kebijakan untuk meningkatkan profesionalisme anggota 13. Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) adalah organisasi profesi multidisiplin yang bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat 15. Selain itu, organisasi internasional seperti WHO terus mendukung upaya peningkatan praktik pengendalian infeksi di Indonesia 17. USAID juga telah lama menjadi sumber pendanaan penting untuk program-program pembangunan kesehatan di Indonesia 18, dan Pemerintah Australia juga memberikan bantuan signifikan untuk sektor kesehatan Indonesia 22. Keberhasilan proposal kegiatan ini akan sangat bergantung pada kolaborasi dan keselarasan dengan berbagai pemangku kepentingan ini. Memahami mandat dan program yang sedang berjalan dari masing-masing pihak akan membantu menghindari duplikasi upaya dan memaksimalkan dampak positif.
  • Tujuan dan Prioritas Utama:
    Indonesia terus berupaya mencapai Universal Health Coverage (UHC) melalui program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), yang secara signifikan meningkatkan permintaan akan layanan kesehatan 4. Prioritas kesehatan nasional mencakup penurunan angka kematian ibu dan bayi, pemberantasan penyakit menular seperti tuberkulosis (TB) dan HIV/AIDS, serta penanganan peningkatan penyakit tidak menular seperti diabetes dan penyakit kardiovaskular 2. Selain itu, peningkatan kualitas dan keselamatan pasien di seluruh fasilitas kesehatan menjadi fokus utama. Kegiatan yang diusulkan dalam proposal ini dirancang untuk mendukung prioritas-prioritas nasional ini guna memastikan keberlanjutan dan dampak jangka panjang.

III. Tantangan di Seluruh Spektrum Pelayanan Kesehatan

  • Tantangan Umum untuk Rumah Sakit:
    Kualitas pelayanan gawat darurat di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk informasi klinis yang tidak memadai dari ambulans 27. Selain itu, kepadatan di unit gawat darurat (UGD), terutama pada shift malam, seringkali mengurangi kualitas pelayanan 27. Kekurangan informasi klinis penting, seperti riwayat keluarga dan pengobatan pasien, juga menjadi masalah yang umum 27. Waktu tunggu yang lama untuk studi diagnostik seringkali memperpanjang masa tinggal pasien di UGD 27. Secara struktural, sistem kesehatan Indonesia menghadapi masalah seperti kekurangan pendanaan, jumlah rumah sakit yang tertinggal dari kebutuhan, serta keterbatasan akses dan ketidakadilan dalam pelayanan 3. Ketersediaan dokter dan tenaga medis pendukung yang berkualitas juga menjadi kendala 2. Kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau menyulitkan aksesibilitas layanan kesehatan, terutama di daerah terpencil 4. Desentralisasi pada tahun 2001, yang mengalihkan sebagian besar kendali pengeluaran publik untuk kesehatan dan penyediaan layanan ke pemerintah daerah, menyebabkan perbedaan geografis dalam infrastruktur dan penyediaan layanan kesehatan 29. Pandemi COVID-19 semakin memperjelas tantangan sumber daya manusia, dengan jumlah staf medis yang tidak mencukupi untuk menangani lonjakan permintaan 30. Rantai pasokan medis juga terbukti rapuh, dan kapasitas infrastruktur kesehatan untuk mengelola limbah medis terbatas 30. Selain itu, distribusi dokter dan spesialis yang tidak merata menjadi tantangan tersendiri 31.
  • Tantangan Umum untuk Klinik:
    Pada awal pandemi COVID-19, berbagai tantangan dihadapi oleh tenaga kesehatan di klinik, termasuk kurangnya informasi akurat mengenai penanganan penyakit, ketersediaan alat pelindung diri (APD) yang terbatas, dan akses terbatas ke tes diagnostik 32. Kelelahan fisik dan psikologis juga dirasakan oleh staf medis 32. Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap hal ini adalah keterbatasan staf, lamanya prosedur diagnostik, keterbatasan keterampilan, dan kekurangan tempat tidur 32. Komunikasi yang kurang terlatih dan waktu terbatas untuk mentransfer pengetahuan kepada kolega juga menjadi kendala 32. Selain itu, kurangnya pelatihan dan pesan yang beragam menyulitkan kolaborasi dalam melakukan pelacakan kontak dengan lintas sektor 32. Klinik juga menghadapi masalah struktural yang serupa dengan rumah sakit, termasuk kekurangan pendanaan dan inaksesibilitas 3. Inefisiensi birokrasi dan korupsi juga dapat menghambat operasional klinik 3. Tantangan terkait penetapan harga produk medis dan regulasi, seperti pendaftaran perangkat medis, juga perlu diatasi 3. Jumlah dokter yang tidak mencukupi merupakan masalah lain yang dihadapi klinik 2. Melakukan penelitian kesehatan di daerah terpencil juga menghadirkan tantangan tersendiri, termasuk logistik, akomodasi, kendala bahasa, dan sumber daya yang terbatas 28.
  • Tantangan Umum untuk Puskesmas:
    Puskesmas, terutama yang berada di daerah pedesaan, seringkali menghadapi masalah kekurangan dana, peralatan yang tidak memadai, dan tidak memiliki bangunan permanen 33. Dukungan minimal dari pemerintah desa dan otoritas puskesmas juga menjadi kendala 34. Peran kepala desa yang lemah dalam tata kelola berkontribusi terhadap masalah operasional puskesmas 33. Kurangnya partisipasi aktif dari Kader Kesehatan Masyarakat (KPM) dan partisipasi masyarakat yang terbatas juga menjadi tantangan 33. Selain itu, puskesmas seringkali kekurangan persediaan obat-obatan 33. Setelah peluncuran program JKN-KIS, terjadi peningkatan jumlah pasien yang signifikan di puskesmas, yang menyebabkan waktu tunggu yang lama 31. Peningkatan beban kerja ini juga berdampak pada penurunan kualitas layanan pencegahan penyakit karena keterbatasan dana, masalah operasional, kekurangan obat-obatan, fasilitas yang tidak memadai, dan kurangnya tenaga kesehatan yang kompeten 31. Kondisi geografis dan infrastruktur yang buruk di daerah terpencil semakin memperburuk tantangan ini 31. Di banyak daerah terpencil, puskesmas seringkali hanya dioperasikan oleh satu perawat atau bidan yang bertanggung jawab atas ribuan penduduk 28. Tantangan logistik seperti transportasi dan akomodasi juga signifikan di daerah-daerah ini, ditambah dengan kendala bahasa dan keterbatasan akses internet 28.

IV. Kegiatan yang Diusulkan untuk Implementasi Nasional

  • A. Penguatan Program Pengendalian Infeksi (PPI):
  • Program Pelatihan PPI Nasional yang Terstandardisasi: Untuk mengatasi tingginya prevalensi infeksi terkait layanan kesehatan (HAIs) 35 dan kesenjangan dalam praktik PPI 5, perlu dikembangkan dan diimplementasikan modul pelatihan PPI wajib dan terstandardisasi untuk seluruh tenaga kesehatan di rumah sakit, klinik, dan puskesmas. Pelatihan ini harus mencakup praktik kebersihan tangan, penggunaan APD yang tepat, pembersihan lingkungan, dan pengelolaan limbah 42. Pemanfaatan platform daring dan lokakarya tatap muka akan memastikan aksesibilitas di seluruh Indonesia. Tujuan pelatihan ini adalah untuk menerapkan strategi pencegahan standar dan berbasis transmisi, memahami rantai infeksi, serta mengenali dan mengurangi risiko patogen yang ditularkan melalui darah dan HAIs 45. Tujuan pembelajaran yang jelas ini akan memastikan bahwa pelatihan tersebut fokus dan efektif dalam meningkatkan praktik PPI.
  • Pedoman dan Protokol PPI Nasional: Pedoman PPI nasional yang jelas dan berbasis bukti, yang disesuaikan dengan konteks Indonesia dan mempertimbangkan berbagai tingkatan fasilitas kesehatan, perlu dikembangkan dan disebarluaskan 5. Pedoman ini harus mudah diakses dalam Bahasa Indonesia dan bahasa daerah jika diperlukan. Adanya pedoman yang terstandardisasi dan mudah diakses akan memberikan kerangka kerja untuk praktik PPI yang konsisten di seluruh fasilitas.
  • Alokasi Sumber Daya untuk PPI: Upaya advokasi untuk peningkatan pendanaan dan alokasi sumber daya untuk program PPI, termasuk penambahan staf (perawat PPI purna waktu), peralatan, dan perlengkapan (APD, disinfektan), harus ditingkatkan 5. Kekurangan kapasitas laboratorium mikrobiologi yang memadai untuk mendukung surveilans HAIs juga perlu diatasi 5. Sumber daya yang memadai merupakan fondasi penting untuk implementasi langkah-langkah PPI yang efektif.
  • Pembentukan Sistem Surveilans HAI: Sistem surveilans nasional untuk HAIs perlu diimplementasikan untuk memantau prevalensi, mengidentifikasi tren, dan memandu intervensi yang ditargetkan 5. Pelatihan tentang pengumpulan data, analisis, dan pelaporan perlu diberikan kepada staf kesehatan. Data surveilans yang kuat sangat penting untuk memahami beban HAIs dan mengevaluasi efektivitas program PPI.
  • Strategi dan Audit PPI Multimodal: Implementasi strategi multimodal untuk PPI, termasuk pendidikan, pengingat, umpan balik, dan modifikasi lingkungan, perlu dipromosikan 5. Audit rutin terhadap praktik PPI dan pemberian umpan balik kepada tenaga kesehatan dan manajemen fasilitas juga perlu dilakukan 42. Pendekatan multifaset lebih mungkin menghasilkan peningkatan berkelanjutan dalam kepatuhan PPI.
  • Keterlibatan Kepemimpinan dan Komunikasi: Dukungan kepemimpinan yang kuat untuk program PPI di semua tingkatan manajemen fasilitas kesehatan perlu ditingkatkan 5. Komunikasi antara manajemen dan tim PPI juga perlu diperbaiki 5. Komitmen kepemimpinan sangat penting untuk memprioritaskan dan menyediakan sumber daya untuk upaya PPI. Komunikasi yang efektif memastikan bahwa masalah PPI ditangani.
  • B. Peningkatan Standar Kualitas dan Akreditasi:
  • Dukungan untuk Akreditasi Rumah Sakit dan Klinik:
    Sumber daya dan program pelatihan perlu disediakan untuk membantu rumah sakit dan klinik dalam mempersiapkan akreditasi nasional 54. Fokus harus diberikan pada pemahaman standar akreditasi, melakukan penilaian mandiri, dan meningkatkan dokumentasi 54. Akreditasi dapat mendorong peningkatan kualitas dan keselamatan pasien. Dukungan yang memadai sangat penting untuk meningkatkan tingkat akreditasi dan memastikan kepatuhan yang bermakna. Pelatihan harus mencakup konsep dan signifikansi akreditasi, manfaatnya, dan proses persiapannya 64. Pemahaman yang jelas tentang proses akreditasi sangat penting bagi para profesional kesehatan yang terlibat.
  • Peningkatan Kepatuhan Pelaporan Indikator Mutu Nasional (IMN):
    Strategi untuk meningkatkan rendahnya tingkat kepatuhan pelaporan Indikator Mutu Nasional (IMN) perlu dikembangkan 68. Pelatihan dan dukungan untuk pengumpulan data, analisis, dan pelaporan melalui aplikasi SIMAR perlu disediakan 68. Tantangan seperti komitmen kepemimpinan dan kurangnya perhatian dari penyedia layanan kesehatan perlu diatasi 68. Pelaporan IMN yang akurat dan tepat waktu sangat penting untuk memantau dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan secara nasional. Tingkat kepatuhan yang rendah menunjukkan perlunya intervensi yang ditargetkan. Kesenjangan yang signifikan antara tingkat akreditasi dan kepatuhan pelaporan IMN 68 menunjukkan bahwa akreditasi saja tidak menjamin peningkatan kualitas.
    Tabel 1: Kepatuhan Pelaporan Indikator Mutu Nasional di Rumah Sakit Indonesia (2023)
ProvinsiJumlah Rumah Sakit TerakreditasiRata-rata Tingkat Kepatuhan Pelaporan IMN (%)
Aceh5065
Sumatera Utara12070
Sumatera Barat7568
Riau6072
Jambi4563
Sumatera Selatan8069
Bengkulu3566
Lampung7071
Kepulauan Bangka Belitung2564
Kepulauan Riau4067
DKI Jakarta15075
Jawa Barat25068
Jawa Tengah20070
DI Yogyakarta8073
Jawa Timur28067
Banten9071
Bali10076
Nusa Tenggara Barat6562
Nusa Tenggara Timur8560
Kalimantan Barat5565
Kalimantan Tengah4063
Kalimantan Selatan6068
Kalimantan Timur7072
Kalimantan Utara2061
Sulawesi Utara5074
Sulawesi Tengah4066
Sulawesi Selatan13069
Sulawesi Tenggara3063
Gorontalo1567
Sulawesi Barat2062
Maluku3058
Maluku Utara1555
Papua Barat1050
Papua2545
Rata-rata Nasional288469

Catatan: Data ini bersifat ilustratif dan didasarkan pada ringkasan dari berbagai sumber 68. Data yang sebenarnya mungkin berbeda.

*   **Integrasi PPI ke dalam Standar Akreditasi:**
    Langkah-langkah PPI yang kuat perlu dipastikan menjadi komponen utama dari standar akreditasi nasional untuk semua fasilitas kesehatan [73]. Panduan dan metrik spesifik untuk mengevaluasi implementasi PPI selama survei akreditasi perlu disediakan. Mengintegrasikan PPI ke dalam standar akreditasi akan memperkuat pentingnya dan mendorong kepatuhan.

  • C. Pemberdayaan Pelayanan Kesehatan Primer melalui Puskesmas:
  • Peningkatan Pendanaan dan Alokasi Sumber Daya untuk Puskesmas: Advokasi untuk peningkatan dan distribusi sumber daya keuangan yang lebih merata ke puskesmas, terutama di daerah pedesaan dan terpencil, perlu ditingkatkan 33. Prioritas pendanaan harus diberikan untuk peralatan penting, persediaan medis, dan perbaikan infrastruktur 33. Mengatasi kesenjangan pendanaan adalah fundamental untuk meningkatkan kapasitas operasional puskesmas.
  • Penguatan Infrastruktur Puskesmas: Dukungan untuk pembangunan dan pemeliharaan bangunan permanen untuk puskesmas, terutama di daerah yang masih kekurangan, perlu diberikan 33. Akses ke utilitas penting seperti air bersih dan listrik perlu ditingkatkan 28. Infrastruktur yang memadai sangat penting untuk menyediakan layanan kesehatan berkualitas.
  • Peningkatan Dukungan dan Tata Kelola untuk Puskesmas: Dukungan yang diberikan oleh otoritas kesehatan tingkat kabupaten dan provinsi kepada puskesmas perlu diperkuat 34. Peran tata kelola kepala desa dalam mendukung operasional puskesmas juga perlu ditingkatkan 33. Struktur tata kelola dan dukungan yang lebih kuat akan meningkatkan efektivitas dan akuntabilitas puskesmas.
  • Mengatasi Tantangan Sumber Daya Manusia di Puskesmas: Strategi untuk menarik dan mempertahankan tenaga kesehatan yang berkualitas (dokter, perawat, bidan) di puskesmas, terutama di daerah terpencil, perlu diimplementasikan 2. Insentif dan peluang pengembangan profesional untuk staf puskesmas perlu disediakan. Kekurangan dan distribusi tenaga kesehatan yang tidak merata secara signifikan memengaruhi kapasitas puskesmas dalam melayani masyarakat.
  • Revitalisasi Program Kesehatan Preventif: Peran puskesmas dalam layanan preventif yang berorientasi pada masyarakat, seperti program imunisasi dan kesehatan ibu dan anak, perlu ditekankan kembali dan diperkuat 1. Penurunan layanan pencegahan penyakit akibat peningkatan beban kerja terkait perawatan kuratif perlu diatasi 31. Puskesmas memainkan peran penting dalam kesehatan preventif, dan penting untuk memastikan program-program ini didanai dan diprioritaskan secara memadai.
  • D. Pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia:
  • Strategi Pengembangan Tenaga Kesehatan Nasional: Strategi nasional yang komprehensif perlu dikembangkan untuk mengatasi kekurangan dan maldistribusi tenaga kesehatan di seluruh jenis fasilitas 2. Strategi ini harus mencakup inisiatif untuk rekrutmen, pelatihan, retensi, dan pengembangan profesional berkelanjutan. Pendekatan nasional yang terkoordinasi diperlukan untuk memastikan tenaga kesehatan yang memadai dan terdistribusi dengan baik.
  • Program Pelatihan Spesialisasi: Akses ke program pelatihan spesialisasi untuk dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya perlu diperluas, terutama di daerah yang kurang terlayani dan di spesialisasi dengan permintaan tinggi 74. Pendekatan inovatif seperti pelatihan spesialis berbasis rumah sakit perlu dipertimbangkan untuk meningkatkan jumlah spesialis 74. Mengatasi kekurangan spesialis sangat penting untuk meningkatkan kualitas perawatan dan mengurangi kebutuhan rujukan ke pusat tersier.
  • Program Pengembangan Profesional Berkelanjutan (PPL): Program PPL yang mudah diakses perlu dibentuk dan dipromosikan untuk semua tenaga kesehatan guna memastikan mereka tetap अपडेट dengan pengetahuan medis terbaru dan praktik terbaik 59. Pemanfaatan platform pembelajaran daring dapat menjangkau tenaga kesehatan di lokasi terpencil. PPL sangat penting untuk mempertahankan dan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan tenaga kesehatan.
  • Mengatasi Kesenjangan Gender dalam Kesehatan: Program untuk mengatasi kesenjangan gender yang terus-menerus dalam kesehatan, baik bagi pasien maupun tenaga kesehatan, perlu diimplementasikan 29. Akses yang adil ke pelatihan dan peluang kepemimpinan bagi perempuan di bidang kesehatan perlu dipastikan. Kesenjangan gender dapat memengaruhi baik penyampaian maupun penerimaan layanan kesehatan.
  • E. Pemanfaatan Teknologi untuk Peningkatan Pelayanan Kesehatan:
  • Implementasi Rekam Medis Elektronik (RME): Adopsi dan interoperabilitas sistem RME di seluruh rumah sakit, klinik, dan puskesmas perlu dipromosikan untuk meningkatkan berbagi data, mengurangi kesalahan medis, dan meningkatkan koordinasi perawatan 16. Tantangan terkait infrastruktur dan literasi digital, terutama di daerah terpencil, perlu diatasi. RME berpotensi meningkatkan efisiensi dan kualitas perawatan secara signifikan. Interoperabilitas adalah kunci untuk pertukaran informasi yang lancar.
  • Layanan Telemedicine dan Konsultasi Jarak Jauh: Penggunaan telemedicine perlu diperluas untuk meningkatkan akses ke perawatan spesialis di daerah terpencil dan kurang terlayani 21. Dukungan pelatihan dan infrastruktur perlu diberikan kepada tenaga kesehatan untuk memanfaatkan telemedicine secara efektif. Telemedicine dapat menjembatani hambatan geografis dan meningkatkan akses ke keahlian medis khusus.
  • Program Literasi Kesehatan Digital: Program untuk meningkatkan literasi kesehatan digital di kalangan tenaga kesehatan dan masyarakat umum perlu diimplementasikan. Ini termasuk pelatihan tentang penggunaan RME, mengakses informasi kesehatan daring, dan memanfaatkan layanan telemedicine. Penggunaan alat kesehatan digital yang efektif memerlukan literasi digital yang memadai.
  • Inisiatif Kesehatan Bergerak (mHealth): Teknologi seluler perlu dimanfaatkan untuk menyampaikan informasi kesehatan, pengingat, dan dukungan kepada pasien, terutama untuk manajemen penyakit dan perawatan preventif. Aplikasi seluler untuk tenaga kesehatan dapat dikembangkan untuk mengakses pedoman, protokol, dan materi pelatihan. Teknologi seluler menawarkan platform yang hemat biaya dan mudah diakses untuk intervensi kesehatan.

V. Strategi Implementasi dan Rekomendasi

  • Pendekatan Implementasi Bertahap: Pendekatan implementasi bertahap direkomendasikan untuk kegiatan yang diusulkan, dimulai dengan program percontohan di wilayah terpilih sebelum peluncuran secara nasional. Hal ini memungkinkan pemantauan, evaluasi, dan adaptasi berdasarkan konteks lokal.
  • Kolaborasi Multi-Pemangku Kepentingan: Pentingnya kolaborasi antara Kementerian Kesehatan, organisasi profesi, pemerintah daerah, mitra internasional, dan sektor swasta untuk keberhasilan implementasi perlu ditekankan. Peran dan tanggung jawab yang jelas untuk setiap pemangku kepentingan perlu ditetapkan.
  • Mobilisasi Sumber Daya: Sumber pendanaan potensial, termasuk anggaran pemerintah, hibah internasional, dan kemitraan sektor swasta, perlu diuraikan. Rencana anggaran dan pengelolaan keuangan yang jelas untuk setiap kegiatan yang diusulkan perlu dikembangkan.
  • Kerangka Pemantauan dan Evaluasi: Kerangka pemantauan dan evaluasi yang kuat dengan indikator yang jelas perlu dibentuk untuk melacak kemajuan dan dampak dari kegiatan yang diimplementasikan. Data perlu dikumpulkan dan dianalisis secara teratur untuk mengidentifikasi tantangan dan melakukan penyesuaian yang diperlukan.
  • Keterlibatan dan Partisipasi Masyarakat: Pentingnya melibatkan masyarakat dalam perencanaan dan implementasi inisiatif kesehatan, terutama di tingkat puskesmas, perlu ditekankan. Program pendidikan dan kesadaran kesehatan perlu dipromosikan untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam perawatan preventif.
  • Dukungan Kebijakan dan Regulasi: Perubahan kebijakan dan regulasi yang diperlukan untuk mendukung implementasi dan keberlanjutan kegiatan yang diusulkan, seperti mewajibkan pelatihan PPI dan adopsi RME, perlu direkomendasikan.

VI. Kesimpulan

Sistem kesehatan Indonesia menghadapi tantangan kompleks yang memerlukan pendekatan komprehensif dan terkoordinasi. Kegiatan yang diusulkan dalam laporan ini menawarkan kerangka kerja untuk mengatasi tantangan-tantangan ini di seluruh rumah sakit, klinik, dan puskesmas. Dengan memperkuat program pengendalian infeksi, meningkatkan standar kualitas dan akreditasi, memberdayakan layanan kesehatan primer, mengembangkan kapasitas sumber daya manusia, dan memanfaatkan teknologi, Indonesia dapat mencapai peningkatan yang signifikan dalam penyampaian dan hasil kesehatan. Kolaborasi yang kuat antara semua pemangku kepentingan dan komitmen terhadap implementasi berkelanjutan akan menjadi kunci untuk mewujudkan visi sistem kesehatan Indonesia yang lebih kuat dan lebih adil.

Karya yang dikutip

How to Write an Education Business Proposal – (2025), diakses Maret 18, 2025, https://www.proposalkit.com/htm/how-to-write-an-education-proposal.htm

Indonesia: Organisation of Services | PHCPI, diakses Maret 18, 2025, https://www.improvingphc.org/indonesia-organisation-services

Health in Indonesia – Wikipedia, diakses Maret 18, 2025, https://en.wikipedia.org/wiki/Health_in_Indonesia

Healthcare Resource Guide – Indonesia – International Trade Administration, diakses Maret 18, 2025, https://www.trade.gov/healthcare-resource-guide-indonesia

A Decade of National Health Insurance in Indonesia: Achievements and Challenges – Erasmus Universiteit Rotterdam, diakses Maret 18, 2025, https://www.eur.nl/en/news/decade-national-health-insurance-indonesia-achievements-and-challenges

Infection prevention and control in Indonesian hospitals: identification of strengths, gaps, and challenges – PubMed, diakses Maret 18, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/36732802/

(PDF) Evaluating infection prevention and control structure of Indonesian COVID-19 referral hospitals – ResearchGate, diakses Maret 18, 2025, https://www.researchgate.net/publication/372887281_Evaluating_infection_prevention_and_control_structure_of_Indonesian_COVID-19_referral_hospitals

Indonesian Hospital Association – HealthTech Alpha, diakses Maret 18, 2025, https://www.healthtechalpha.com/corporate/indonesian-hospital-association

Indonesian Hospital Association (PERSI) – IHF, diakses Maret 18, 2025, https://ihf-fih.org/members/indonesian-hospital-association-persi/

Ikatan Dokter Indonesia (Indonesian Medical Association) – Devex, diakses Maret 18, 2025, https://www.devex.com/organizations/ikatan-dokter-indonesia-indonesian-medical-association-24966

Indonesian Medical Association (IDI) – Neliti, diakses Maret 18, 2025, https://www.neliti.com/ikatan-dokter-indonesia

About Us – the 8th WANS & the 5th ICINNA, diakses Maret 18, 2025, https://wans-icinna.org/about

Indonesian National Nurses Association (INNA) | ICN – International Council of Nurses, diakses Maret 18, 2025, https://www.icn.ch/membership/our-members/indonesian-national-nurses-association-inna

Indonesian Midwives Association (IMA) – EaTS INDONESIA, diakses Maret 18, 2025, https://eats-indonesia.com/indonesian-midwives-association-ima/

Indonesia Midwifery Association – Maternal Health Task Force, diakses Maret 18, 2025, https://www.mhtf.org/tag/indonesia-midwifery-association/

Indonesian Public Health Association (IAKMI) – Neliti, diakses Maret 18, 2025, https://www.neliti.com/ikatan-ahli-kesehatan-masyarakat-indonesia

Transform Health Indonesia, diakses Maret 18, 2025, https://transformhealthcoalition.org/transform-health-indonesia/

WHO global report on infection prevention and control urges immediate, comprehensive action – World Health Organization (WHO), diakses Maret 18, 2025, https://www.who.int/indonesia/news/detail/04-03-2025-who-global-report-on-infection-prevention-and-control-urges-immediate–comprehensive-action

Trump’s foreign aid freeze hurts Indonesian health programmes and aid workers, diakses Maret 18, 2025, https://www.straitstimes.com/asia/se-asia/trumps-foreign-aid-freeze-hurts-indonesian-health-programmes-and-aid-workers

USAID Budget Freeze: These Indonesian Programs Face Uncertainty – Jakarta Globe, diakses Maret 18, 2025, https://jakartaglobe.id/news/usaid-budget-freeze-these-indonesian-programs-face-uncertainty

Health System Strengthening (HSS) Flagship — Indonesia – Duke Research Funding, diakses Maret 18, 2025, https://researchfunding.duke.edu/health-system-strengthening-hss-flagship-indonesia

USAID MCGL: Scaling Up Indonesia’s Integrated Primary Health Care – ReliefWeb, diakses Maret 18, 2025, https://reliefweb.int/report/indonesia/usaid-mcgl-scaling-indonesias-integrated-primary-health-care

Indonesia: Supporting Health Security – DTGlobal, diakses Maret 18, 2025, https://dt-global.com/projects/aihsp/

Australia’s assistance for health | Australian Government Department of Foreign Affairs and Trade, diakses Maret 18, 2025, https://www.dfat.gov.au/development/topics/development-issues/australian-assistant-health

Human development for a productive and healthy society in Indonesia, diakses Maret 18, 2025, https://indonesia.embassy.gov.au/jakt/cooperation-2.html

Australia delivers vaccine doses to Indonesia | Australian Minister for Foreign Affairs, diakses Maret 18, 2025, https://www.foreignminister.gov.au/minister/marise-payne/media-release/australia-delivers-vaccine-doses-indonesia

Australia Indonesia Health Security Partnership (AIHSP) Design Document, diakses Maret 18, 2025, https://www.dfat.gov.au/publications/aid/australia-indonesia-health-security-partnership-aihsp-design-document

Key challenges in prehospital and emergency care in Indonesia and Malaysia: a survey of frontline clinicians – PubMed, diakses Maret 18, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/39363219

Challenges for field research in remote areas of Indonesia | Institute for Public Health, diakses Maret 18, 2025, https://publichealth.wustl.edu/challenges-for-field-research-in-remote-areas-of-indonesia/

Diagnosing Indonesia’s health challenges | Lowy Institute, diakses Maret 18, 2025, https://www.lowyinstitute.org/the-interpreter/diagnosing-indonesia-s-health-challenges

The Capacity of the Indonesian Healthcare System to Respond to COVID-19 – Frontiers, diakses Maret 18, 2025, https://www.frontiersin.org/journals/public-health/articles/10.3389/fpubh.2021.649819/full

World Health Day: Puskesmas increasingly preferred place for medical treatment – Tue, April 17, 2018 – The Jakarta Post, diakses Maret 18, 2025, https://www.thejakartapost.com/news/2018/04/17/world-health-day-puskesmas-increasingly-preferred-place-medical-treatment.html

Indonesian healthcare professionals’ experiences in rural and urban settings during the first wave of COVID-19: A qualitative study – PubMed Central, diakses Maret 18, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10335679/

Analyzing Primary Healthcare Governance in Indonesia: Perspectives of Community Health Workers – PMC, diakses Maret 18, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10936746/

Analyzing Primary Healthcare Governance in Indonesia: Perspectives of Community Health Workers – PubMed, diakses Maret 18, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/38482536/

The Description of Nurses Knowledge Level About Healthcare Associated Infections (HAIs) at dr. Soehadi Regional Hospital Prijonegoro – Ebsina, diakses Maret 18, 2025, https://ebsina.or.id/journals/index.php/jkmi/article/download/190/89/1713

The prevalence of hospital-acquired infections in Southeast Asia (1990-2022) – PubMed, diakses Maret 18, 2025, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/36897896/

Infection prevention and control in Indonesian hospitals: identification of strengths, gaps, and challenges – OUCI, diakses Maret 18, 2025, https://ouci.dntb.gov.ua/en/works/4wd0rwbl/

(PDF) Infection prevention and control in Indonesian hospitals: identification of strengths, gaps, and challenges – ResearchGate, diakses Maret 18, 2025, https://www.researchgate.net/publication/368222560_Infection_prevention_and_control_in_Indonesian_hospitals_identification_of_strengths_gaps_and_challenges

SG-APSIC1108: Implementation of infection prevention and control in Indonesian hospitals: Identification of strengths, gaps, and challenges in current practices | Antimicrobial Stewardship & Healthcare Epidemiology – Cambridge University Press & Assessment, diakses Maret 18, 2025, https://www.cambridge.org/core/journals/antimicrobial-stewardship-and-healthcare-epidemiology/article/sgapsic1108-implementation-of-infection-prevention-and-control-in-indonesian-hospitals-identification-of-strengths-gaps-and-challenges-in-current-practices/25D853247F12B97F0801AA6F1FFDC96A

Infection prevention and control in Indonesian hospitals: identification of strengths, gaps, and challenges – PMC – PubMed Central, diakses Maret 18, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC9894741/

SG-APSIC1108: Implementation of infection prevention and control in Indonesian hospitals: Identification of strengths, gaps, and challenges in current practices – PMC, diakses Maret 18, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10571216/

CDC’s Core Infection Prevention and Control Practices for Safe Healthcare Delivery in All Settings, diakses Maret 18, 2025, https://www.cdc.gov/infection-control/hcp/core-practices/index.html

10 elements of a high-performing infection prevention program – Wolters Kluwer, diakses Maret 18, 2025, https://www.wolterskluwer.com/en/expert-insights/10-key-components-of-a-highperforming-infection-prevention-program

Establishing an Effective Infection Prevention and Control Program in SNF – CDPH, diakses Maret 18, 2025, https://www.cdph.ca.gov/Programs/CHCQ/HAI/Pages/SNF_EstablishingIC_Program.aspx

Fundamentals of Infection Prevention and Control for Healthcare Professionals and Students – Learning Center, diakses Maret 18, 2025, https://icapasaplearning.nebraskamed.com/courses/ipc-primer/

Infection Prevention and Control Training | The Skills Centre, diakses Maret 18, 2025, https://theskillscentre.co.uk/courses-services/eskills/online-health-safety-courses/infection-prevention-and-control-training

Infection Control: Preventing and Controlling Infectious Diseases, Including COVID-19, diakses Maret 18, 2025, https://wildirismedicaleducation.com/courses/infection-control-training

Infection Control Training Module | Integral Care, diakses Maret 18, 2025, http://www.integralcare.org/wp-content/uploads/2017/08/PT7-Infection-Module.pdf

Infection control Training Program Goals: Objectives: Learning Methods Method of assessment Certificate, diakses Maret 18, 2025, http://www.icdkwt.com/pdf/trainingworkshop/A-Trainingfornewlygraduateddoctors.pdf

A 5-year surveillance of healthcare-associated infections in a university hospital: A retrospective analysis – Ilknur Erdem, Ilker Yıldırım, Birol Safak, Ritvan Karaali, Berna Erdal, Enes Ardic, Mustafa Dogan, M Enes Kardan, Caglar Kavak, Kubra Sahin Karadil, Emre Yildiz, Birol Topcu, Nuri Kiraz, Cavidan Arar, – Sage Journals, diakses Maret 18, 2025, https://journals.sagepub.com/doi/10.1177/20503121221091789?icid=int.sj-full-text.similar-articles.5

Burden of Healthcare-Associated Infections in Southeast Asia: A Systematic Literature Review and Meta-analysis | Clinical Infectious Diseases | Oxford Academic, diakses Maret 18, 2025, https://academic.oup.com/cid/article/60/11/1690/355767

Infection control in Indonesian Hospitals – Scholarly Publications Leiden University, diakses Maret 18, 2025, https://scholarlypublications.universiteitleiden.nl/access/item%3A2928128/view

Evaluating infection prevention and control structure of Indonesian COVID-19 referral hospitals – PMC – PubMed Central, diakses Maret 18, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10407457/

Accreditation survey preparation advice | HFM Magazine, diakses Maret 18, 2025, https://www.hfmmagazine.com/accreditation-survey-preparation-advice

Hospital accreditation – DNV, diakses Maret 18, 2025, https://www.dnv.com/services/hospital-accreditation-7516/

Prepare for Accreditation | Joint Commission International, diakses Maret 18, 2025, https://www.jointcommissioninternational.org/what-we-offer/advisory-services/accreditation-preparation/

Hospital Accreditation | The Joint Commission, diakses Maret 18, 2025, https://www.jointcommission.org/what-we-offer/accreditation/health-care-settings/hospital/

Hospital Accreditation Essentials with Tracers & Data Analysis – In Person: May 6-8, 2025, diakses Maret 18, 2025, https://store.jcrinc.com/hospital-accreditation-essentials-with-tracers-and-data-analysis-in-person-may-6-8-2025/

Online Healthcare & Medical Certification Programs – MedCerts, diakses Maret 18, 2025, https://medcerts.com/certifications/healthcare/

Advanced eClinical Training, diakses Maret 18, 2025, https://learn.adclin.org/

Online Courses – AACN, diakses Maret 18, 2025, https://www.aacn.org/education/online-courses

IHI Open School – Institute for Healthcare Improvement, diakses Maret 18, 2025, https://www.ihi.org/education/ihi-open-school

Continuing Education | Joint Commission Resources, diakses Maret 18, 2025, https://www.jcrinc.com/what-we-offer/continuing-education/

Accreditation Made Easy: Step-by-Step Guide for Healthcare Institutions – PMC, diakses Maret 18, 2025, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC11554392/

Accreditation Specialist Boot Camp – HCPro Marketplace, diakses Maret 18, 2025, https://hcmarketplace.com/accreditation-specialist-boot-camp-1

JCI Education | Joint Commission International, diakses Maret 18, 2025, https://www.jointcommissioninternational.org/what-we-offer/education/

Accreditation Management Program Development Workshop – asHE.org, diakses Maret 18, 2025, https://www.ashe.org/accreditation

Analysis of the implementation of national quality indicator measurement policy on hospital accreditation achievement in Indonesia – ResearchGate, diakses Maret 18, 2025, https://www.researchgate.net/publication/389704911_Analysis_of_the_implementation_of_national_quality_indicator_measurement_policy_on_hospital_accreditation_achievement_in_Indonesia

Analysis of the implementation of national quality indicator measurement policy on hospital accreditation achievement in Indonesia, diakses Maret 18, 2025, http://e-jurnal.iphorr.com/index.php/minh/article/download/612/777

Distribution of National Quality Indicator Reporting by Province – ResearchGate, diakses Maret 18, 2025, https://www.researchgate.net/figure/Distribution-of-National-Quality-Indicator-Reporting-by-Province_tbl1_389704911

the influence of self-efficacy and motivation on interest in reporting national quality indicators through – Indonesian Journal of Global Health Research, diakses Maret 18, 2025, https://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/IJGHR/article/download/5683/4081/

Journal of Indonesian Medical Laboratory and Science – Jurnal AIPTLMI, diakses Maret 18, 2025, https://jurnal.aiptlmi-iasmlt.id/index.php/joimedlabs/article/download/235/71/1926

Infection Prevention and Control & Antibiotic Stewardship – The Joint Commission, diakses Maret 18, 2025, https://www.jointcommission.org/our-priorities/infection-prevention-and-control/

Transformation of Indonesian Health System: The Impact on Medical Education – MDPI, diakses Maret 18, 2025, https://www.mdpi.com/2813-141X/2/2/9

Infection Control & Prevention Certificate – Drexel Online, diakses Maret 18, 2025, https://www.online.drexel.edu/online-degrees/public-health-degrees/cert-infectious-disease-control/index.aspx

Infection Prevention and Control Certificate Program | UCLA Extension, diakses Maret 18, 2025, https://www.uclaextension.edu/health-care-counseling/health-care-counseling-general/certificate/infection-prevention-and-control

Infection Prevention Training & Education – APIC, diakses Maret 18, 2025, https://apic.org/education-and-events/overview/

Online Learning – APIC, diakses Maret 18, 2025, https://apic.org/education-and-events/online-learning/

Project Firstline Infection Prevention & Control Training Courses | ANA, diakses Maret 18, 2025, https://www.nursingworld.org/practice-policy/project-firstline/training-courses/all-training-courses/

Share:

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like

Standar PPI dalam Akreditasi Rumah Sakit Standar Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) dalam Akreditasi Rumah Sakit Berdasarkan KMK No. HK.01.07/MENKES/1596/2024...
    MENJADI IPCN DI FKTP / RUMAH SAKIT YANG PROFESIONAL Proposal Pendampingan Infection Prevention and Control Nurse (IPCN) Baru...